Bila tidak ada aral melintang, Jembatan Surabaya-Madura (Suramadu) yang menghubungkan Kota Surabaya, Pulau Jawa, dengan Bangkalan, di Pulau Madura, diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Rabu (10/6) besok. Jembatan ini merupakan sebuah prestasi monumental karena ia bukan saja jembatan terpanjang di Indonesia, tetapi juga di Asia Tenggara (5,4 kilometer), membentang di atas Selat Madura.
Mimpi menyambungkan Pulau Jawa dengan Pulau Madura bermula dari Prof Dr Sedyatmo (Alm) yang pada tahun 1960-an mengusulkan gagasan jembatan yang menghubungkan Sumatera-Jawa. Maka Institut Teknologi Bandung (ITB) mencoba membuat mock up Jembatan Selat Sunda pada tahun 1965. Gagasan dan konsep-konsep membangun jembatan antarpulau pun diserahkan kepada Presiden RI Soeharto awal Juni 1986.
Gagasan ini terus hidup, namun tidak ada realisasinya dan hanya berhenti sebagai konsep. Melalui Keppres Nomor 55 Tahun 1990 bertanggal 14 Desember 1990,l dibentuklah Proyek Pembangunan Jembatan Suramadu yang merupakan proyek interdep yang melibatkan banyak pihak. Namun, berbagai perkembangan politik dan ekonomi tidak membuat proyek ini berjalan. Barulah melalui Keppres 79 Tahun 2003 yang ditandatangani Presiden Megawati Soekarnoputri (mencabut Keppres 55/1990), Proyek Jembatan Suramadu dinyatakan sebagai proyek prioritas.
Jembatan ini tidak hanya menghubungkan kedua pulau, ia merupakan bagian dari pembangunan kawasan industri, perumahan, dan sektor lainnya dalam wilayah kedua sisi ujung jembatan. Pelaksanaan pembangunan Jembatan Suramadu juga harus memperhatikan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Timur dan Rencana Tata Ruang Kawasan (RTRK) Gersik-Bangkalan-Mojokerto-Surabaya-Sidoarjo-Lamongan (Gerbang Kertosusila) serta Pamekasan, Sampang, dan Sumenep.
Berkat Jembatan Suramadu yang akan menghubungkan Surabaya dengan Pulau Madura melalui jalan darat, ketimpangan sosial diharapkan dapat segera direduksi. Arus transportasi yang cepat dan efektif akan membuat perkembangan Madura segera melejit, bersaing dengan daerah-daerah lain.
Pembangunan jalan penghubung sudah dimulai sejak Agustus 2000 dan selesai pada Desember 2005. Presiden Megawati meresmikan dimulainya pekerjaan penyambungan jalan pada 22 Agustus 2003 dan bagian ini selesai pada Desember 2006. Jembatan utama dan jembatan yang menghubungkan ke jembatan utama mulai dibangun pada 15 Oktober 2005 dan selesai pada Juni 2009.
Pembangunan jembatan utama dan jembatan yang menyambungkan ke jembatan utama dilaksanakan dengan bantuan pemerintah Republik Rakyat China (RRC), yang menyediakan dana senilai US$ 280 juta, melalui Bank Ekspor Impor China. Pemerintah Indonesia menyediakan dana pendamping 10% dari total biaya.
Para kontraktor China itu (China Bridge, dengan konsultan asal indonesia PT Manggala Purnama Sakti) membangun jembatan utama sepanjang 818 meter, dan jembatan penyambung ke jembatan utama sepanjang 1.344 meter, total 2.162 meter.
Keseluruhan panjang jembatan bila ditambah dengan jalan penghubung mencapai 5.438 meter Lebar jembatan 30 meter dengan empat jalur mobil. Di sisi kiri dan kanan, ada jalur khusus sepeda motor. Selain itu, jalan akses ke Surabaya dibangun sepanjang 4,35 km dan jalan akses ke Madura 11,5 km.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar